01 February 2009

Nasib Arloji Antik Indonesia


Hari ini saya bertemu dengan pedagang arloji kuno, lumayan banyak informasi yang saya dapatkan dari dia, salah satunya adalah, ternyata sangat banyak arloji kuno dari Indonesia yang sudah diboyong keluar negeri, miris memang mendengarnya, karena ternyata bukan hanya benda-benda kuno seperti arca, dan benda cagar budaya lainya yang berbondong-bondong dibawa hijrah keluar negeri, arloji antik juga sudah berpindah kewarganegaraan.

Pembelinya ada yang dari Singapura, Vietnam, Amerika dan berbagai macam negara lainya. Yang lebih mengagetkan, diantara orang asing itu, ternyata memang secara rutin pergi ke tempat-tempat yang memang banyak memperdagangan jam antik, lalu dia menyisir habis semua arloji lalu dibawa keluar negeri, saya membayangkan dia ibarat kereta sapu jagad saat musim lebaran, yang kerjanya menyapu bersih lalu beberapa waktu kemudian ketika barang sudah terkumpu lagi, si pembeli jam sapu jaga itu akan memborong semuanya dengan modal yang besar dan pulang kenegaranya sambil membawa puluhan, mungkin ratusan arloji antik yang tadinya WNI, didalam kopernya.

Ada kekawatiran saya, bahwa nantinya kita penggemar arloji antik pribumi harus gigit jari karena sangat sulit mendapatkan koleksi baru yang menghiasi tempat penyimpanan kita.

Rasa-rasanya agak sulit meminta kembali jam-jam tersebut agar mudik ke Indonesia karena pasti segera tersebar lagi tidak tau kemana, lain halnya dengan naskah-naskah kuno kita yang katanya banyak pindah ke museum di Belanda, dan berkat lobi pemerintah, naskah-naskah kuno itu sebagian akan dikembalikan ke Indonesia.

Pantesan saja, sering sekali saya dengar pedagang pedagang jam atau tukang service, sering mengeluh jam kuno sudah mulai sulit sekarang, apalagi yang berkualitas, dimulai dari merk Omega, Rolex, dll dan efeknya adalah terbuktinya hukum ekonomi, barang semakin langka, harganya semakin tinggi, yah tidak jauh lah seperti kelangkaan elpiji beberapa waktu lalu.
Kita memang tidak bisa mencegah orang yang bermotif ekonomi dalam masalah arloji antik ini sah-sah saja, tapi saya berkhayal, seandainya bisa diusahakan bahwa pertukaran kepemilikan itu hanya terjadi di Indonesia, bukan keluar negeri, sehingga kita penggemar arloji disini, masih memiliki kesempatan untuk melihat keindahan jam-jam tertentu yang memang memiliki nilai seni ataupun nilai ekonomis, ataupun nilai kelangkaan yang tinggi, secara langsung, tidak hanya lewat gambar di Internet ataupun majalah-majalah, yang bisa jadi sebenarnya itu berasal dari indonesia.

Tulisan ini tidak bermaksud SARA dengan istilah pribumi dan asing, saya cuma berharap sebagai penggemar arloji antik indonesia, paling tidak ada usaha untuk mencegah agar jangan sampai ratusan, mungkin ribuan jam kuno asal indonesia setiap tahunya harus pindah kewarganegaraan, sehingga dikemudian hari kita cuma bisa menemukan jam-jam quartz buatan cina dengan harga Rp.10.000-Rp25.000 terbuat dari plastik yang rusak tidak sampai satu tahun yang beredar di bumi pertiwi ini, sedangkan arloji dengan kualitas tinggi, nilai tinggi dengan tingkat ketahan yang luar biasa, hanya dinikmati oleh orang-orang diluar negeri.
Bersatulah kolektor jam antik indonesia, pagari jam-jam berharga itu agar tidak kabur keluar kandang.